ilustrasi oleh: gosiaherba.pl

Arena Peraduan Kuda-Kuda Troya

Lalu Muhammad Alwi

--

Kuda-kuda itu marak lahir disini, suaranya buruk di telinga mirip suara keledai yang tuhan saja menyebutnya pada surah Luqman, aku menyebutnya pembual utusan seperti Sinon yang setiap kali bercerita tentang keagungan nabi-nabi palsu”

Larut sudah tiba dan lampu lilin dari sisa sarang madu itu mulai menandakan akhir dari banyaknya cerita malam ini, hanya itu penerangan yang membuat cerita-cerita itu disampaikan tanpa harus meraba atau mengejanya kembali dan suaranya menjadi berputar dari telinga kiri ke kanan begitu sebaliknya terus menerus. malam ini sudah terlanjur dibicarakan cara-cara terbaik untuk mendudukan pasukan keesokan harinya begitu terus setiap pagi.

Ini cerita yang dibawa oleh Eratosthenes semenjak ia pensiun mengukur dan mengelilingi bumi, cerita ini dilanjutkan anak-anak yang dulunya sering mendengarkan dongeng-dongeng yang biasa dinikmati dari luar jendela rumahnya di Alexandria. Tidak jarang bualan-bualan legendarisnya pun diyakini anak-anak saking itu menjadi cerita yang seketika akan membawa seseorang untuk menyelami bahkan sampai mengakibatkan pengagungan terhadapnya.

Sinon si pembual pengrajin kuda-kudaan kecil yang ia bubuhi dengan cerita bualan bak panglima semacam Jalut dalam cerita Nabi Daud ketika menungganginya namun runtuh seketika dengan ketapel anak seusia Nabi Daud kala itu” ujar Mane-Mane begitu saya memanggilnya, salah satu bocah kala itu yang cukup senang mendengarkan dongeng-dongeng.

Ada satu cerita menarik yang saya dapatkan dari Mamiq Mane-Mane, kira-kira sekitar tahun 1994–1184 SM silam ada penyerbuan kota Troya oleh pasukan yang dipimpin Odysseus dengan membangun patung kuda besar berongga digunakan sebagai persembunyian pasukan untuk mengelabui pasukan yang manghalangi dari kota Troya kala itu. Hal itu disebabkan oleh mental pasukan Odysseus semakin terpuruk setelah kematian dua prajurit terhebatnya. Sementara kota Troya masih tak punya celah untuk ditembus, alhasil kemenangan itu dimenangkan pasukan Odysseus.

Kuda tadi menjadi simbol kemenangan dan keperkasaan dari cerita yang turun temurun sampai ke abad kali ini (abad 21). Namun, abad ini simbol itu muncul penjelmaan pada penduduk dunia maya yang mirip dengan kuda yang dimiliki Odysseus kala itu.

Penduduk itu dibentuk layaknya kuda Troya yang di pasang Odysseus kala itu, fungsinya mengelabui lawan dalam peperangan atau mungkin kita dapat katanya perlombaan abad ini, ditambah kuda-kuda itu akan sarat dengan sifat-sifat yang tidak terpuji, menjadi siasat yang jelas tidak sesuai dengan apa yang seharusnya baik dilakukan. Kuda-kuda kecil itu akan terus-menerus bersuara seperti keledai selama itu dapat menjaga keagungan orang-orang yang jelas membangunkanya bukan karena keangungan hati namun keangkuhan terhadap kekuasaan.

Setelah ini berlalu, penduduk itu akan kembali menopang dagunya menyayangkan apa yang telah berlalu dan berseteru atas penghianatan

Pembelaan dan pujian yang ter matrikulasi bahkan sebagai barang taruhan penduduk itu, pecah menjadi klan-klan seperti dalam serial Naruto abad ini. Terkelabui oleh bubuhan serbuk dua kalimat yang dimulai dari jika… diakhiri dengan maka…., dari itu mereka akan menceritakan ke banyak telinga dengan bualan yang dimulai menggunakan kalimat katanya…., begitu setiap waktu di hari-hari yang harusnya disayangkan karena tidak digunakan untuk menggarap ladang-ladang gersang.

Tidak ada yang dapat menyalahi kondisi itu, mereka dibentuk oleh sesuatu yang saya sendiri hampir terbentuk juga, untungnya cerita yang ditulis ini menjelaskan bahwa saya setidaknya menyadari itu. Barangkali juga ada yang akan datang menjelaskan dan menyadarkan dari situasi terpenjara itu, tidak ada manusia bahkan penduduk itu ingin terjadi hal buruk pada anak-anak, ladang-ladang, rumah-rumah tempat tinggalnya bahkan akan mirip nasib penduduk kota Troya yang sebelumnya kita cerita.

Saya tahu bahwa mereka demikian rajin melantunkan doa-doa hingga akhir hidupnya, doa-doa itu diharapkannya dapat merubah cerita-cerita katanya… tadi menjelma menjadi segera…, saya meyakini itu kekuatan yang masih dapat menguatkan mereka untuk terus tumbuh dan merdeka.

Saya rasa cukup untuk menggunjing mereka mirip kuda-kuda Troya, selanjutnya semoga tidak ada penduduk lain yang akan menertawakan sejarah-sejarah kegagalannya yang hanya kuat berucap-ucap dan menopang dagunya dengan dengkul kaki setiap bangun pagi. Akan ada kekuatan yang akan merubah itu semua di masa yang akan datang, berikhtiarlah, berjuanglah, berdoalah.

Bangunlah layaknya kuda-kuda tunggangan sahabat utusan tuhan yang membawanya mendudukan pembelaan-pembelaan untuk tuhan pada pembelaan arena Uhud, Khandaq dan Tabuk, mereka lurus dan tidak terkalahkan oleh nafsu bahkan sesuatu hal yang sekejap mana saja berakhir.

--

--

Lalu Muhammad Alwi
Lalu Muhammad Alwi

No responses yet